Free Domain Name

Minggu, 09 Desember 2012

ATAS NAMA CINTA

Cinta, satu kata yang tak kan habis dibicarakan sepanjang waktu, kata yang akan terus laku dijual dalam dunia cerita, dunia layar, dan dunia nyata. Cinta itu tidak bisa dilihat namun nyata bisa dirasakan. Cinta tidak dapat diciptakan atau dipaksakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat beralih bentuk.

Cinta dapat ditemukan pada semua hal.Atas nama cinta banyak orang memperoleh kebahagiaan, atas nama cinta pula banyak orang menuai luka nestapa. Karena cinta seseorang yang gagap tiba-tiba menjadi puitis, karena cinta pula seseorang ahli sastra seolah seperti anak kecil yang baru belajar bicara.

Cinta bisa membuat seorang pengecut menjadi pemberani, membuat yang paling berani menjadi jinak dihadapannya. Demi tak ada lautan yang tak bisa diseberangi, tak ada gunung yang tak bisa didaki. Karena cinta pembunuh akan jadi penyayang yang paling baik, cinta pula yang memberi harapan kepada yang putus asa. Atas nama cinta.

Sungguh mulia cinta, ia putih, suci bersih tanpa noda. Cinta adalah kasih sayang yang tulus, yang diberikan pencipta kita Allah swt., Dialah sumber segala kasih sayang dan cinta yang ada di permukaan bumi dan langit serta yang ada diantara keduanya. 

Allah-lah yang berkehendak menjadikan setiap akal dan hati kita cenderung pada perasaan saling menyayangi, saling membutuhkan. Bukan hanya butuh untuk dicintai, tapi juga butuh untuk mencintai. Cinta adalah fitrah manusia. Tanpa cinta takkan lengkap keberadaan kita sebagai manusia, takkan sempurna kita sebagai makhluk Allah.

Sejak awal penciptaan kita pun, cinta telah berperan disana. Manusia dimulai dari ketiadaan, ruang kosong tanpa waktu, lalu Allah berkehendak menjadikan kita dengan cinta-Nya. Ditiupkan-Nya ruh kepada kita, yang membuat kita menjadi ada. Yang membuat kita bisa merasakan lezatnya hidangan yang kita santap, sejuknya udara disaat hujan mereda, dan membuat semua indra kita bisa berfungsi. Tanpa kehendak Allah dan tanpa izin-Nya, mustahil semua yang ada pada diri kita bisa kita nikmati. Mustahil.

Lalu kita tumbuh dan berkembang di dalam cinta di rahim ibu kita yang tersayang, yang diawali dari pernikahan mulia ayah dan ibu kita. Mereka berdua setiap hari melihat perkembangan kita. Ayah kita begitu gembira menanti kedatangan kita, ditengah usahanya menafkahi ibu dan calon anaknya serta menabung untuk kelahiran buah hatinya ia tak jarang mengingat kita, selalu terusik kerjanya bila muncul pertanyaan ”apakah anakku baik-baik saja?”. Setiap upah yang ia terima selaslu diprioritaskannya untuk kita nanti, sering ayah dan ibu kita menahan lapar dengan alasan ”ini untuk si kecil nanti..”.

Ibu, sungguh tak terhitung jasamu ya ibuku tersayang. Setiap hari kita memberatkan dan membatasi mereka dengan tubuh kita yang setiap hari semakin membesar. Setiap hari disibukkannya dengan membaca buku ”bagaimana mempersiapkan kedatangan seorang bayi?”. Ibu kita makan makanan yang bergizi walaupun saat itu mereka tidak menginginkan, bukan karena apa-apa, karena kita membutuhkan gizi dan makanan yang baik. Di masa-masa menjelang kelahiran, semua keluarga besar bergembira, ayah dan ibu kita berdiskusi memilih nama apa yang paling tepat untuk kita.

Sampai kelahiran kita pun dipenuhi dengan cinta yang tulus. Perasaan senang, kuatir dan takut bercampur menjadi satu pada diri mereka berdua. Senang karena kita akan segera lahir ke dunia, kuatir dengan proses persalinan yang mereka lakukan, dan takut jangan-jangan Allah memanggilnya ketika melahirkan kita, sehingga ibu kita tidak bisa menemani dan membimbing kita menjadi dewasa dan menjadi anak yang shalih. Setiap teriakan yang dia keluarkan menambah kecemasan ayah kita yang setia menunggu proses kelahiran kita, bagi ayah kita, itulah waktu terlama yang pernah ia rasakan, ia berpikir ”Ya Allah, saat ini, apapun tidak berarti kecuali kelahiran buah hatiku”.

Teriakan demi teriakan berlanjut, setiap teriakan manggambarkan pertaruhan nyawa yang sedang dilakukan oleh ibu kita. Demi buah hatinya, tak tersisip sedikitpun rasa gentar menjalani semua itu. Lalu lahirlah kita. Dengan teriakan yang nyaring dan menggema, diperlihatkan wajah kita yang masih belum bisa membuka mata dan masih bermandikan darah ibu kita. Ia tersenyum, merasa dirinya paling bahagia di seluruh semesta. Padahal tadi ia berteriak-teriak kesakitan, semua hilang seketika melihat wajah kita. Inilah cinta. Ayah pun menghambur masuk, mencium ibu dan segera mengumandangkan adzan ke telinga kita, tanda syukur yang mendalam, buyar sudah semua cemas-galaunya. Inilah cinta.

Ketika kita tumbuh dan berkembangpun semuanya diliputi kehangatan cinta, tangis kita menjadi usikan dikala mereka berdua tidur, tapi dengan senang hati ibu bangun, mengganti popok yang basah, menenangkan kita yang rewel untuk tidur kembali, tak berapa saat kita pun membangunkan kembali tidur mereka yang baru sedikit pulas, kali ini karena lapar. Dengan penuh kesabaran, kembali ibu bangun dan menyusui kita sampai kita tenang dan tertidur kembali. Inilah namanya cinta.

Ketika kita beranjak dewasa, mereka mendengarkan semua keluhan dan makian kita, suara kita yang keras saat marah dengan mereka, mereka balas dengan nasihat yang tulus. Diajarinya kita semua hal tentang dunia dan hidup. Setiap hari tak lupa didoakannya kita setelah shalatnya, sampai detik inipun ia masih berdoa.. ”ya Allah, jadikanlah putra-putriku sedap dipandang mata dan berikanlah mereka hati yang lembut dan keshalihan”. Seringkali mereka menangis disaat kita membentak mereka, sakit. Tapi esoknya, kembali diperlihatnkannya wajah dan senyum cerianya, kembali memasak makanan dan menyiapkan pakaian kita. Tanpa keluhan. Inilah cinta

Tapi, mari kita putar balik memori kita. Tulusnya cinta kedua orangtua kita yang selalu memberi tanpa pamrih, sudahkah kita menghargainya dan mengingatnya? Pernahkah kita memberikan hadiah kepada ibu kita, memberikan sekuntum bunga kepada ibu kita, atau sekedar memeluk ibu kita dan mengucapkan ”terima kasih ya ibu..” atas pemberiannya yang tak kan bisa kita balas? Pernahkah kita mengucapkan ”terima kasih ayah, atas upayamu menghidupi dan mencukupi keluarga..” atau pernahkah kita meminta maaf saat kita melakukan kesalahan pada ayah kita? Atau sekedar berdoa bagi mereka berdua setelah shalat? Ingatkah kita pada mereka berdua disaat kita mendapatkan kesenangan?

Lebih jauh lagi, apakah kita termasuk orang yang mengingkari cinta yang diberikan Allah dan rasulnya Muhammad. Kita mengaku ummat Muhammad, menulisnya dalam kolom tokoh idola kita, tapi mungkin tak sedikitpun merindukannya. Padahal rasulullah, manusia mulia yang dijamin masuk surga rela dilempari dengan batu hingga kakinya berdarah, rela dihina, dimaki, dilempari kotoran, demi kita, demi ummatnya. Bahkan sampai wafatnya pun rasul selalu memikirkan ummatnya lebih daripada dia dan keluarganya.

”Ummati.. ummati.. ummati..” itulah kata-kata terakhirnya. Padahal jika tidak ada rasul dan agama yang dibawanya, mana mungkin kita mempunyai kedua orang tua yang baik. Tanpa izin Allah, sumber segala cinta, bagaimanakah orangtua kita bisa ada di dunia ini. Maka kepada Allah-lah kita harus berterimakasih paling banyak dan paling besar, bersyukurlah. Lalu bershalawatlah kepada nabi Muhammad saw. yang memperjuangkan agama Islam dengan darah dan bahaya serta kesusahan Berikutnya adalah kepada kedua orangtua, atas cinta kasih mereka.

Kita lebih cenderung pada tipuan dunia dibanding mengikuti ajaran Allah yang dibawa oleh Muhammad saw., pun kepada kedua orangtua kita juga seperti itu, kebaikan mereka kita anggap kewajaran yang sangat jarang kita hargai. Kita hanyut begitu saja saat nafsu muncul dalam diri kita. Kita lebih percaya pada kata-kata di televisi, media dan seruan orang lain dibanding orangtua kita.

Kita mungkin tidak mengetahui, ternyata ada orang-orang munafik, kafir dan musyrik yang sengaja ingin menjatuhkan agama Islam yang sempurna dengan berbagai cara dan upaya yang mereka lakukan. Mereka tau pemuda adalah tumpuan ummat, ketika rusak pemuda, maka rusaklah ummat itu pada akhirmya. Mereka lalu memperkenalkan kepada kita budaya-budaya hedonis mereka atas nama cinta, padahal tidak lain hanyalah nafsu yang mereka katakan cinta. Mereka begitu cantik membungkus budaya sampah mereka dengan jargon-jargon, dengan propaganda, iklan dan opini sehingga pemuda muslim tunduk dibuatnya, membebek mereka.

Padahal tujuan mereka sangat jelas. Menjauhkan pemuda dari Islam. Membuat pemuda Islam berfikir bahwa pengajian itu kolot, Islam itu ketinggalan zaman, aturan Allah itu kejam dan lain sebagainya. Satu-satunya yang mereka khawatirkan adalah apabila al-Qur’an dan as-Sunnah menyatu dalam akal dan perasaan setiap pribadi pemuda di dalam masyarakat dan menjelma menjadi peraturan hidup yang diterapkan secara formal dalam kehidupan. Mereka takut dengan itu. Saking cemasnya mereka berusaha agar jangan sampai bersatu antara Islam dan kaum muslim, terutama pemudanya. Karena kalau sampai itu terjadi, maka akan terlihatlah wajah asli mereka yang buruk.

Hanya ada dua jalan yang dijadikan Allah swt. satu menuju ke surga yang diridhai-Nya, satu menuju ke Neraka. Dan hanya ada satu jalan ke surga, yaitu mengambil Islam secara kaaffah. Islam adalah sistem hidup yang sempurna, ia menyediakan semua solusi permasalahan. Dan tidaklah diperkenankan untuk menyembah sesuatu selain Allah, ataupun mengambil ajaran selain Islam, karena itupun berati menyekutukan Allah swt. yang telah menurunkan Islam secara sempurna.

Jangan nodai nama cinta dengan mengatas namakan cinta atas pekerjaan nafsu. Karena cinta berbeda dengan nafsu. Cinta tak akan pernah menginginkan yang dicintai menjadi sengsara dan susah. Jangan katakan cinta apabila ia tahu perbuatannya akan mengantarkan yang dicintainya ke api neraka sementara ia tetap melakukannya. Bukan cinta bila lebih mementingkan ajaran lain selain ajaran nabi Muhammad saw.
Ya Allah, sesungguhnya banyak sekali salah dan khilaf kami kepada-Mu. Kami tahu api neraka itu panas, tetapi tetap saja kami melakukan yang dilarang oleh-Mu. Kami tahu surga itu ni’mat tapi kami tidak berusaha dan bersegera meraihnya. Kami terkadang sombong dengan karunia-Mu, padahal semua yang kami punya dapat Engkau ambil kapanpun Engkau menginginkannya. Kami jarang sekali berbuat baik kepada kedua orangtua kami, seringkali kami membentaknya, memarahinya, memakinya, padahal kami tau ridha orangtua kami adalah ridha-Mu, dan murka orangtua kami adalah murka-Mu.

Ya Allah jadikanlah mereka berumur panjang agar kami dapat sedikit membalas kebaikan-kebaikan mereka yang tak akan bisa kami balas. Jangan jadikan kami orang yang menyesal dan baru menyadari semua kesalahan kami justru pada saat mereka tiada. Ampunilah pada kedua orangtua kami dosa-dosa yang pernah mereka lakukan karena Engkaulah Maha Pemberi Taubat dan Maha Penyayang. Ya Allah kami lemah, tidak memiliki apapun untuk membahagiakan mereka, maka jadikanlah kami anak yang shalih dan shalihah, karena inilah yang baru dapat kami lakukan pada mereka. Rabbana atiina fi ad-dunya hasanah, wa fi al-akhirati hasanah, wa qiina adzab an-naar. wa al-hamdulillahi rabb al-alamin.

Wallahua’lam bi ash-shawab

Minggu, 14 Oktober 2012

‎5 Tips Supaya Ingatan Mantap!

Seringkali kesal di depan komputer gara-gara lupa password email yang dibuat seminggu yang lalu? Atau mati-matian mengingat kombinasi kunci gembok tas jinjing?

Menarik ketika saya mendapatkan satu fakta pahit bahwa manusia rata-rata akan melupakan 90% informasi setelah 30 hari, dan sebagian besarnya justru hilang dalam beberapa jam pertama. Ternyata manusia memang tempatnya salah dan lupa


Tapi tidak bearti kita menjustifikasi kealpaan diri dengan hal-hal semacam itu, dan disini ada beberapa tips & trik untuk menguatkan ingatan akan sesuatu, bisa dipakai oleh mahasiswa atau pelajar, yang lagi ngapalin Al-Qur’an, pengemban dakwah yang menyampaikan materi, ataupun anda yang iseng-iseng baca



  1. Buatlah ringkasan dari informasi menarik apapun yang kita dapatkan hari ini, bisa di catatan, diary, terserah. Asal jangan di buku orang lain aja.
  2. Memori yang kita kenang karena emosi akan jauh lebih lama tertanam daripada yang biasa. Misal: Anda tentu masih mengingat ada dimana Anda ketika tanggal 11 September 2001, ya kan, jadi buatlah ikatan emosi, sesuatu yang kita pikir sangat penting biasanya melibatkan emosi Yang paling penting, ulangi informasi apa yang ingin kita ingat dalam waktu 30 detik sejak kita mendapatkannya, mau lewat perkataan, ataupun dimasukkan dalam pembicaraan, atau cara apapun.
  3. Semakin banyak kita mengulang, semakin bagus. Beri jeda untuk setiap pengulangan. Jadi, lebih baik Anda mengulang satu informasi untuk diingat 10x dalam 1 hari daripada 10x dalam 1 menit. Ulangi untuk mengingat, dan ingat untuk mengulangi.
  4. Tidur. Yup, tidur mengkonsolidasi memori seperti udara mengeraskan semen. Maka kalo lagi buntu, tidur sejenak deh, karena ketika tidur otak kita justru bekerja lebih keras untuk memecahkan masalah atau mengingat informasi. Asal jangan kebanyakan tidur, cacingan tau.
  5. Jangan terlalu memasukkan banyak informasi, selesai 

sumber : Felix Siauw

Minggu, 19 Februari 2012

Di Bawah Kibaran Jilbab


Sebelum lebih jauh, mari kita renungi lagi perintah mengenakan hijab bagi seorang muslimah:
“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin lainnya, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Saudariku..
Perintah mengenakan jilbab merupakan perintah Allah secara langsung kepada semua muslimah. Namun, walaupun hal demikian adalah perintah Tuhan secara langsung yang bertujuan untuk kebaikan dan kehormatan diri seorang muslimah, kebebasan untuk melaksanakan perintah tersebut membutuhkan perjuangan yang ekstra. Kebebasan mengenakan Pakaian takwa ini banyak dihalang-halangi oleh skandal-skandal tertentu yang tidak mengerti islam secara kaffah (menyeluruh).
Tahukah kalian bahwa berkibarnya jilbab di tanah air ini sebelumnya memerlukan pengorbanan??
Pengorbanan yang mungkin mempertaruhkan nyawa dan harga diri demi sebuah hijab sebagai bentuk kecintaan kepada Allah semata..
Sungguh, kebebasan menutup aurat (jilbab) yang kita rasakan sekarang adalah bentuk upaya mereka yang memperjuangkan hak-hak muslimah di tanah air..
Berikut ini awal mula jilbab berkibar di Indonesia:
Berkibarnya jilbab di bumi pertiwi telah melewati sejarah luka yang panjang dan lama. Sekitar tahun 1980-an, ribuan mahasiswi dan pelajar berjilbab membanjiri jalanan di berbagai kota besar. Mereka memprotes keputusan yang melarang jilbab di sekolah.
Revolusi jilbab di Indonesia bermula tahun 1979. Siswi-siswi berkerudung di SPG Negeri Bandung hendak dipisahkan pada lokal khusus. Mereka langsung memberontak atas perlakuan diskriminasi terhadap jilbabnya. Ketua MUI Jawa Barat turun tangan hingga pemisahan itu berhasil digagalkan. Ini adalah kasus awal dari rentetan panjang sejarah jilbab di bumi persada.
Selanjutnya tanggal 17 Maret 1982 keluar SK 052/C/Kep/D.82 tentang seragam sekolah nasional oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah , Prof. Darji Darmodiharjo, S. H. Pelaksanaan terhadap surat keputusan itu malah berujung pada larangan terhadap jilbab. Maka meledaklah demo barisan pembela jilbab di seantero Indonesia.
Ketika itu tengah gencar-gencarnya penggusuran jilbaber dari bangku pelajaran. Para muslimah terpaksa hengkang dari studi demi konsisten menjalankan syariat. Mereka yang diusir dari sekolah, bahkan menggelar perkara ini sampai ke pengadilan.
Belum reda perjuangan jilbab di sekolah-sekolah, muncul fitnah baru di penghujung 1989. Jilbab penebar racun!? Ny. Fadillah berbelanja di Pasar Rawu, diserang tiba-tiba, diteriaki dan dituduh penebar racun. Orang-orang yang tersulut emosi langsung merajam wanita itu hingga hampir meninggal dunia. Para muslimah menjadi takut keluar rumah. Hingga kembali digelar tabligh akbar lautan pendukung jilbab.
Korban demi korban terus berjatuhan tetapi semangat berbusana takwa makin berkobar hebat. Akhirnya, kebenaran tidak bisa lagi dihempang, aturan Tuhanlah yang maha benar. Unjuk rasa, protes, demonstrasi dan dialog intensif serta jalur hukum sampailah di saat yang berbahagia. Seiring keluarnya SK Dirjen Dikdarmen No. 100/C/Kep/D/1991 jilbab lengkap dengan busana menutup auratnya dinyatakan ‘halal’ masuk sekolah. Allahu Akbar!!??!!
Sumber: Hemdi, Yoli. 2005. Ukhtiy… Hatimu di Jendela Dunia (Sebuah Torehan Wajah Perempuan dan Peristiwa). Zikrul Media Intelektual: Jakarta Timur
Saudariku…
Buah perjuangan merekalah yang kita nikmati sekarang, di mana-mana disaksikan lautan jilbab. Busana yang memancarkan pesona ‘dalam’ yang kuat. Pakaian takwa yang berfungsi sebagai benteng kehormatan diri.
Saudariku …
Saya sangat yakin, bahwa kita semua sebagai seorang muslimah, diminta mencopot jilbab bagaikan memaksa telanjang di depan umum. Jilbab bukan sekedar urusan busana, tetapi melambangkan keislaman seorang perempuan. Sekaligus sebagai simbol kesalehan dan ketaatan kita kepada Allah.
Saudariku…
Pakaian takwa bukan hanya sekedar pembungkus tubuh. Busana adalah ekspresi jiwa terhadap identitas pemakainya. Ia merupakan kemasan apik dari pribadi luhur pemakainya. Sosok muslimah berpakaian takwa bagaikan oase penyejuk di tengah panasnya bisnis obral aurat. Jilbab ini telah menuntun kita tidak menjadi golongan dari mereka. Peliharalah hijab kita ini hingga kita bertemu Allah. Hijab yang akan membuat kita berucap bangga ketika bertemu Allah “semua yang kulakukan di dunia ini adalah sebagai pertanda rasa cintaku yang besar kepada-Mu yaa Rabb”.
Saudariku …
Jangan dianggap jilbab malah membuat kita terkesan tidak menarik. Muslimah berjilbab memberikan kesan khusus terhadap lawan jenis. Pribadi yang menimbulkan citra tentang sesuatu yang berharga, makin banyak yang tertutupi makin menariklah ia. Ibarat mutiara yang mempunyai banyak sudut, di mana tiap-tiapnya memancarkan pesona yang berbeda. Keanggunan yang membuat hati tertawan, sehingga kegelapan berubah kegemilangan. Wanita shalihah semakin lama kian bertambah keindahan dari perhiasan budi pekertinya. Sementara muslimah sejati cemerlang dengan inner beauty dari hijabnya, cantik hingga ke hatinya.
Yakinlah saudariku..
Keribetan kita di dunia akan hijab ini akan dibalas kemudahan oleh Allah di akhirat..
Ingatlah sebuah hadits yang memposisikan keutuhan suatu Negara berdasarkan wanita di dalamnya:
“Wanita adalah tiang Negara, jika rusak, maka Negara juga akan rusak, dan jika baik, Negara juga kan menjadi baik”.
Betapa besarnya peran kita sebagai seorang muslimah. Peran yang bisa menghantarkan keutuhan suatu Negara ataupun keruntuhan suatu Negara. Jagalah selalu hijab ini karena dengan demikian kita tidak akan termasuk wanita yang menghancurkan Negara. (Aamiiinn)
Satu lagi hiasan kalimat yang sangat saya senangi: “Banyak pria hebat menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang tertinggi. Selalu ada perempuan kuat dibalik lelaki hebat. Entah itu berperan sebagai ibu, istri, kekasih, atau sahabat. Karena itu, ia dianggap sebagai tonggak-tonggak penyangga sebuah peradaban”.
“Jagalah selalu jilbabmu Ukhti, karena itu sungguh nyaman, tenteram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk di mata.”
Teruntuk semua muslimah kebanggaan Islam dan penggerak peradaban ^_^


Jumat, 17 Februari 2012

Ada “Mekah” di Kota London


“Mekah” sudah berada di tengah kota London, karena umat Islam melaksanakan Shalat Jumat di sebuah jalan di London akibat masjid sudah tidak dapat menampung mereka, demikian laporan harian terkemuka di London “The Daily Mail”, akhir pekan.
Dalam artikel bertajuk “The Mecca of the city: In a London street, the faithful find a way to pray as their mosque overflows”, harian itu melaporkan banyak orang yang merasa terkejut ketika datang ke daerah itu pada hari Jumat.
Mereka melihat banyak orang berdoa bersama di luar dan hal itu bukanlah pemandangan sehari-hari di Inggris. Dalam bayangan gedung pencakar langit dan ruang kaca serta baja di Mile Square, London, ratusan umat Muslim berlutut di jalanan melaksanakan Shalat Jumat.
Selama satu jam dari jantung distrik keuangan kota London, ternyata kegiatan itu menjadi sangat populer, sehingga jamaah memenuhi jalan-jalan di sekitar masjid komunitas kecil.
Para pekerja di kota ada dalam setelan jas berbaur dengan umat Muslim dari komunitas lokal Bangladesh itu pun tumpah sampai ke jalan-jalan di samping Bentley dan daerah perparkiran mobil.
Masjid Brune Street, di Spitalfields, London Timur, merupakan masjid terdekat untuk Shalat Jumat bagi pekerja di City dan juga banyak yang datang dari Brick Lane dan Whitechapel.
Para pekerja profesional mengisi jalan di bawah gedung perkantoran yang menjulang tinggi, umat Muslim tanpa sepatu melakukan Shalat Jumat dan bersujud menghadap ke Mekkah.
Masjid Brune Street, di Spitalfields, London Timur, merupakan masjid terdekat untuk Shalat Jumat bagi pekerja Kota London dan juga yang bekerja di daerah Brick Lane dan Whitechapel.
Dalam ruangan masjid yang hanya dapat menampung 100 orang pada hari Jumat, sekitar 300 umat Muslim yang bekerja di sekitar gedung bermunculan berbaur bersama penduduk setempat yang juga ingin menjalani Shalat Jumat, sehingga meluber.
Salah seorang pekerja yang mengenakan jas, setelah melaksanakan Shalat Jumat menyebutkan bahwa mereka yang ingin melakukan Shalat Jumat pada setiap tahun terus berkembang.
“Itu tumbuh dan berkembang dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya.
Awalnya, hanya dimulai dalam satu ruangan di masjid, tapi sekarang orang-orang datang dari seluruh penjuru kota, karena tidak tersedia tempat bagi mereka di dalam gedung untuk melaksanakan Shalat Jumat.
“Anda mendapatkan seluruh masyarakat, semua orang dari anak laki-laki di City sampai pada masyarakat sekitar di daerah setempat melaksanakan Shalat Jumat. Sangat menyenangkan berada di luar pada hari seperti hari ini, tapi tidak begitu menyenangkan saat hujan,” ujarnya.
“Banyak orang yang merasa terkejut ketika datang ke daerah itu pada hari Jumat, karena mereka melihat banyak orang berdoa bersama di luar. Anda tidak akan mengetahui, kecuali Anda mencari untuk itu, tapi mereka melaksanakan shalat tepat di tengah Kota,” katanya. (ZG/E011) (B Kunto Wibisono/Ant)